Asslamualaikum wr. wb. !! Apa kabar semua? Kali ini saya akan berbagi cerita tentang legenda Tari Pattu'du yang ada di Mandar tepatnya di Sulawesi Barat. Selamat membaca. Cerita ini adalah salah satu pementasan pada lomba bercerita yang dibawakan oleh Adik saya "MUTIARA SABAR". So, Selamat Membaca!!!
Legenda Tari Pattu'du'
Tarian Pattu'du berasal dari Provinsi Sulawesi Barat. tarian tersebut adalah salah satu icon budaya Mandar di SulBar yang di domisili oleh beranekaragam suku, suku yang paling dominan di SUL_BAR adalah suku mandar sampai mencapai 49,15 % penduduknya , maka jangan heran jika tradisi di SULBAR ini lebih di isi oleh suku mandar dan tradisinya banyak yang berkembang, contohnya tradisi penjemputan tamu-tamu kehormatan baik di luar negeri maupun dalam negeri. Dengan seiring zaman tari Pattu’du pun mulai dikembangkan dan dimainkan oleh anak-anak SD dengan membawa anak tobak dari perisai maka muncullah resepsi bahwa tari pattu’du sama dengan tari perang.
Legenda Tari Pattu'du'
Tarian Pattu'du berasal dari Provinsi Sulawesi Barat. tarian tersebut adalah salah satu icon budaya Mandar di SulBar yang di domisili oleh beranekaragam suku, suku yang paling dominan di SUL_BAR adalah suku mandar sampai mencapai 49,15 % penduduknya , maka jangan heran jika tradisi di SULBAR ini lebih di isi oleh suku mandar dan tradisinya banyak yang berkembang, contohnya tradisi penjemputan tamu-tamu kehormatan baik di luar negeri maupun dalam negeri. Dengan seiring zaman tari Pattu’du pun mulai dikembangkan dan dimainkan oleh anak-anak SD dengan membawa anak tobak dari perisai maka muncullah resepsi bahwa tari pattu’du sama dengan tari perang.
Dan menurut sebagian masyarakat disana, tari
pattu’du ini lahir karena sering terjadi huru-hara dan peperangan antara
balatentara kerajaan Balanipa dan Kerajaan Passokorang pada masa lalu. Setiap
kali pasukan perang pulang, warga kampung melakukan penyambutan dengan tarian
Pattu’du Tarian ini menyiratkan makna, “ Telah datang para pejuang dan pahlawan
negeri, “ sehingga tari pattu’du cocok dipentaskan untuk menyambut para tamu
istimewa hingga saat ini. Tapi muncullah persepsi lain yang menyebutkan bahwa
asal mula terjadinya tari pattu’du itu seperti berikut ini.
Zaman
dulu, didaerah mandar Sulawesi Barat, hiduplah seorang anak Raja di sebuah
pegunungan. Disana iya tinggal disebuah istana megah dimana istananya
dikelilingi oleh taman bunga dan buah yang sangat indah. Di dalam taman itu
terdapat sebuah kolam permandian yang bersih dan sangat jernih airnya.
Pada
suatu hari, saat gerimis tampak pelangi diatas umah anak raja. Kemudian tercium
aroma harum semerbak.Si Anak Raja mencari – cari asal bau itu. Ia memasuki
setiap ruangan di dalam rumahnya. Namun, asal aroma harum semerbak itu tidak
ditemukannya . Oleh karena penasaran dengan aroma itu ia teruz mencari asalnya
sampai kehalaman rumah.
Sesampai ditaman, aroma yang dicari itu tak
juga ditemukan, Justru iya sangat terkejut dan kesal, karena buah dan bunga
bunganya banyak yang hilang. “ Siapa pun pencurinya, aku akan menangkap dan
menghukumnya !” setengah berseru Anak Raja itu berkata dengan geram. Ia berniat
untuk mencari tahu siapa sebenarnya yang telah berani mencuri bunga-bunga dan
buahnya tersebut.
Suatu
sore, si Anak Raja sengaja bersembunyi untuk mengintai pencuri bunga dan buah
ditamannya. Tak lama, muncullah pelangi warna warni yang disusul tujuh ekor
merpati terbang berputar – putar dengan indahnya. Anak Raja terus mengamati
tujuh ekor merpati itu. Tanpa diduganya, tiba-tiba tujuh ekor merpati itu
menjelma menjadi tujuh bidadari cantik. Rupanya mereka hendak mandi – mandi di kolam
Anak Raja. Sebelum masuk ke dalam kolam, mereka bermain- main sambil memetik
bunga dan buah sesuka hatinya.
Anak Raja terpesona melihat kecantikan
ketujuh bidadari itu. Kemudian timbul keinginannya untuk memperistri salah
seorang bidadari itu. Namun, ia masih bingung bagaimana cara mendapatkannya.
Dia akan mengambil salah satu selendang mereka yang tergeletak dipinggir kolam
itu, mengangguk-angguk. Sambil menunggu waktu yang tepat, iya terus mengamati
ketujuh bidadari itu. Mereka sedang asyikbermain sambil memetik bunga dan buah
sesuka hatinya .
Mereka terlihat bersendau gurau dengan riang.
Saat itulah, Si Anak Raja memanfaatkan kesempatan. Dengan hati – hati, ia
berjalan mengendap – endap dan mengambil selendang milik salah seorang dari
ketujuh bidadari itu, lalu disembunyikannya. Setelah itu, ia kembai mengamati
para bidadari yang masih mandi dikolam. Setelah puas mandi dan bermain- main,
ketujuh bidadari itu mengenakan semendangnya kembali. Mereka harus kembali ke
kahyangan. Namun bidadari Bungsu tidak menemukan selendangnya. Ia pun tampak
kebingungan mencari selendangnya.
Keenam bidadari lainnya turut membantu
mencari selendang adiknya. Sayangnya, selendang itu tetap tidak ditemukan.
Padahal pelangi akan segera menghilang. Akhirnya keenam bidadari itu
meninggalkan si Bungsu seorang diri. Bidadari bungsu pun menangis sedih.
Ia bersumpah Dewa Agung, siapa pun yang
menolongnya, bila laki-laki akan kujadikan suamiku dan bila perempuan akan
kujadika saudara !” Seru Bidadari Bungsu. Tak lam berseru demikian, terdengar
suara halilintar menggelegar. Pertanda sumpah itu didengar oleh para dewa.
Melihat Bidadari Bungsu tinggal sendirian,
Anak Raja pun keluar dari persembunyiannya, lalu menghampirinya dan berpura-
pura menanyakan apa yang terjadi dan mengajak Bidadari itu untuk menikah
dengannya. Sebenarnya Kencana sangat ingin kembali ke khayangan, namun
selendangnya tidak ia temukan, dan pelangi pun telah hilang. Sesuai dengan
janjinya, ia pun bersedia menikah dengan Anak Raja yang telah menolongnya itu.
Akhirnya, Kencana tinggal dan hidup bahagia bersama dengan Anak Raja.
Beberapa
tahun kemudian. Kencana dan Anak Raja dikaruniai oleh seorang anak laki-laki.
Maka semakin lengkaplah kebahagiaan mereka. Mereka mengasuh anak itu dengan
penuh perhatian dan kasih sayang. Selain mengasuh dan mendidik anak, Kencana
juga sangat rajin membersihkan rumah.
Pada suatu hari, Kencana membersihkan kamar
di rumah suaminya. Tanpa sengaja ia menemukan
selendang miliknya yang dulu hilang. Ia sangat terkejut, karena ia tidak
pernah menduga jika yang mencuri selendangnya itu adalah suaminya sendiri. Ia
merasa kwcewa dengan perbuatan suaminya. Karena sudah menemukan selendangnya,
Kencana pun berniat untuk pulang ke kahyangan. Saat suaminya pulang, Kencana
menyerahkan anaknya dan berkata, “ Suamiku, aku sudah menemukan selendangku.
Aku harus kembali ke kahyangan menemui
keluargaku. Bila kalian merindukanku, pergilah melihat pelangi !” Saat ada
pelangi, Kencana pun terbang keangkasa dengan mengipas-ngipaskan selendangnya
menyusuri pelangi itu. Maka tinggallah Anak Raja bersama anaknya di bumi.
Setiap ada pelangi muncul, mereka pun memandang pelangi itu untuk melepaskan
kerinduan mereka kepada kencana. Kemudian oleh masyarakat setempat, pendukung
cerita ini, Gerakan Kencana mengipas-ngipaskan selendangnya itu diabadikan ke
dalam gerakan – gerakan Tari pattu’du, salah satu Tarian di daerah Mandar
Sulawesi barat.
Cerita
Rakyat di atas termasuk ke dalam cerita teladan yang mengandung pesan – pesan
moral. Salah satu pesan moral yang terkandung di dalamnya adalah anjuran
meninggalkan sifat suka mengambil barang milik orang lain. Sifat yang tercermin
pada perilaku ketujuh bidadari dan Anak Raja tersebut sebaiknya dihindari.
Ketujuh Bidadari telah mengambil bunga-bungan dan buah-buahan milik si Anak
Raja tanpa sepengetahuannya.
Demikian pula si Anak Raja yang telah
mengambil selendang salah seorang Bidadari tanpa sepengetahuan mereka, sehingga
salah seorang Bidadari tidak bisa kembali ke kahyangan. Sebaliknya, Anak Raja
harus ditinggal pergi oleh istrinya, Bidadari Bungsu, ketika si Bungsu
menemukan selendangnya yang telah dicuri oleh suaminya itu. Itulah akibat dari perbuatan
yang tidak dianjurkan ini. Mengambil hak milik orang lain adalah termasuk sifat
tercela.
Bahkan dalam ajaran sebuah agama disebutkan,
mengambil dan memakan harta orang lain dengan cara semena- mena , sama artinya
dengan memakan harta yang haram. Ada banyak cara yang dilakukan oleh seseorang
untuk mengambil dan memakan harta orang lain secara tidak halal, diantaranya
mencuri, merampas, menipu, kemenangan judi, uang suap, jual beli barang yang
terlarang dan riba.
Kecuali yang dihalalkan adalah pengambilan
dan pertukaran harta dengan jalan perniagaan dan jual beli yang dilakukan suka
sama suka antara si penjual dan si pembeli, tanpa ada penipuan di dalamya.
Setiap agama menganjurkan kepada umatnya agar senantiasa menjunjung tinggi ,
mengakui dan melindungi hak milik orang lain, asal harta tersebut diperoleh
dengan cara yang halal. Oleh karena itu, hendaknya jangan memakan dan mengambil
harta orang lain dengan jalan yang tidak halal.
0 komentar:
Post a Comment
Kritik dan sarannya jgn lupa kawan....Okey